Jumat, 15 Oktober 2010





>
Sepuluh Hal Menarik Tentang Ferry Rotin Sulu (kiper timnas dan kiper SFC)

1. Emosinya yang terkadang masih labil memang membuat dia kerap kehilangan kontrol. Hal itu pula yang menyebabkan penampilannya di lapangan belum bisa konsisten. Padahal hal tersebut berlawanan dengan karakter sesungguhnya. Ia merupakan salah satu pesepakbola nasional yang penyabar dan tidak banyak tingkah.

2. Meski menjadi bintang di SFC, tapi perlakuan kasar dan caci maki dari pendukung setia tim tersebut beberapa kali dialaminya. Salah satunya ketika ia bersama rekan-rekannya baru saja tiba di Palembang, usai menjalani laga away, ia diejak dengan kata-kata kotor oleh salah seorang warga Palembang. Kontan hal itu membuatnya marah, dan hampir saja ia menyerang pengejek tersebut.

3. Cemerlang di klub tidak membuatnya bisa menjadi kiper nomor wahid di tanah air. Ia bahkan sulit untuk menaningingi keperkasaan kiper utama Markus Horison. Parahnya, karena hal itu sudah berlangsung beberapa musim. Di mana dia selalu menjadi kiper cadangan Markus

4. Ketangguhannya di bawah mistar gawang SFC pada musim 2007 silam membuat para striker tim lawan frustrasi. Sebab tak jarang aksi cemerlang yang mestinya berujung gol berhasil di gagalkannya. Ia pun hanya  kebobolan 12 gol pada putaran kedua musim itu, dan hanya terpaut dua gol dengan kiper PSMS Medan Markus Horison yang baru kebobolan sepuluh gol.

5. Walau tidak terpilih sebagai pemain terbaik Copa Indonesia 2007 yang jatuh ke tangan Bambang Pamungkas, ia tidak kecewa dan tetap bangga bisa membawa klubnya SFC untuk pertama kalinya merebut salah satu gelar bergengsi di tanah air. Terlebih karena mampu menyadingkan gelar Liga Indonesia.

6. Tampil luar biasa saat mengantar SFC meraih double winner (juara Liga dan Copa) Indonesia musim lalu membuat ia dibandingkan dengan kiper timnas Italia  Buffon, yang tak lain adalah idolanya sendiri. Apalagi karena kemenangan yang diraih SFC merupakan kerja kerasnya menahan dua tendangan penalti pemain Persipura Jayapura, ketika bentrok di final Liga Indonesia dalam drama adu penalti.

7. Kesempatan untuk menambah kemampuannya menjadi penjaga gawang ia peroleh setelah terpilih dalam proyek pemusatan latihan (Pelatnas) timnas junior ke Belanda. Hanya saja, karena umurnya telah lewat, sehingga dia tidak bisa seterusnya berlatih di Negeri Kincir Angin tersebut.

8. Pilihannya untuk menjadi kiper rupanya sangat tepat. Dengan keberanian dan pergerakannya yang lincah serta ditunjang postur tubuh, ia mampu tampil dengan baik. Tak heran, jika ia mendapat kepercayaan untuk mengawal gawang timnas Indonesia, sejak masih junior dan tampil bersama timnas U-23.

 9. Menjadi penjaga gawang sebetunya bukan keinginannya sejak awal. Sebab, saat pertama kali memasuki diklat sepakbola, ia adalah seorang striker. Tapi dengan postur tubuhnya yang ideal sebagai kiper, ia pun mencoba menjajal posisi itu. Dan akhirnya, ia menekuninya yang membuat karirnya melejit.

10. Mengawali karir bermain sepakbola di level profesional dengan bergabung di Persipal, Palu, sejak 1999. Empat musim tampil bersama klub di tanah kelahirannya itu, ia hengkang ke Persijatim Solo FC pada musim 2003 yang seterusnya hingga klub tersebut berubah nama menjadi Sriwijaya Football Club (SFC) dan musim ini tampil di Superliga 2008/09.

sumber:
http://www.goal.com/id-ID/news/1390/pssi/2009/01/07/1047361/profil-sepuluh-hal-menarik-tentang-ferry-rotinsulu




0 komentar: