Sabtu, 27 November 2010


LAJU REAKSI

 

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

 1. Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi ; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

 2. Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
 3. Katalis Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

         A + C → AC (1) 
         B + AC → AB + C (2) 

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
                               A + B + C → AB + C 
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

4. Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah:
         V = k [A]m [B]n
dengan:
  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta kecepatan reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

 5. Konsentrasi

Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia.Dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.


Penerapan Konsep Laju Reaksi dalam Industri dan Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Luas Permukaan sentuh dalam Kehidupan Sehari-hari.

Semakin luas permukaan bidang sentuh, semakin cepat laju reaksi.

Contoh penerapan konsep luas permukaan bidang sentuh:


         Ibu di rumah atau pedagang bubur kacang mengiris terlebih dahulu gula merah yang akan di masukan ke dalam bubur kacang.
         Penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi beberapa bagian sebelum dimasukkan ke dalam tungku perapian.
         Penjual gado-gado, lontong, dan pecel terlebih dulu menggerus kacang goreng sebelum dicampurkan dengan bahanain.
         Dalam pembuatan kertas, bahan baku pembuat kertas digerus terlebih dahulu untuk membuat bubur kertas. Agar memperluas pemukaan bidang sentuh sehingga campuran menjadi homogen danreaksi berlangsung sempurna.
         Bahan baku yang sering di tambang, tersedia dalam bentuk butir-butiran kasar. Untuk mempercepat pengolahan selanjutnya, butiran-butiran tersebut dihancurkan sampai halus.

Penggunaan Katalis dalam Industri


1.Indstri Pembuatan Amonia

         Amonia meruapakan zat kimia yang digunakan sebagai bahan baku pada pupuk dan pabrik peledak.

N2  (g) + 3H 2 (g)        2NH 3 (g)

Pada sushu kamar (25  C) reaksi berlangsung lambat. Untuk mempercepatnya harus menggunakan katalis.
         Katalis ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Fritz Haber pada 1905. sehingga proses ini dinamakan Proses Haber.
         katalis yang digunakan adalah logam besi yang merupakan katalis heterogen.

2.Industri Asam Nitrat
         Metode yang sering digunakan dalam industri asam nitrat adalah metode Proses Ostwald, yang dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Wilhelm Ostwald.
         Bahan baku industri asam nitrat adalah amonia. Mula-mula, amonia dibakar pada suhu 800  C.

4NH 3  (g) + 2O 2 (g)        4NO(g) + 6H 2 (g)

Oksida NO terbentuk teroksida dengan cepat membentuk NO .
         Kemudian gas NO   diserap oleh air menghasilkan asam nitrit dan asam nitrat.
         HNO  diubah mnjadi HNO (g) melalui persamaan,

3HNO2 (aq)        HNO 3 (aq) +H 2 O(l) + 2NO(g)

Gas NO dimasukan kembali ke dalam reaktor dan dioksidasi menjadi NO .

3.Industri Perminyakan

         Kebutuhan akan bensin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, Itulah sebabnya perlu dilakukan pengembangan metode distilasi yang menghasilkan bensin.
         Metode yang dikembangkan tersebut, yaitu pemecahan katalis dan alkilasi.
         Katalis yang digunakan, diantaranya asam, oksida alumunium, silikon, dan krom.

4.Industri Roti
         Katalis yang digunakan dalam pembuatan roti adalah enzim zimase yang merupakan bio katalis.
         Penambahan zimase dilakukan pada proses peragian pengembangan roti.
         Ragi di tambahkan ke dalam adonan sehingga glukosa dalam adonanterurai menjadi etil alkohol dan karbon dioksida.
         Penguraian berlangsung dengan bantuan enzim zimase yang dihasilkan ragi.

C6  H12  O6               2C  H 2 OH5 + 2CO2

Pada proses ini, CO  berfungsi mengembangkan adonan roti.
         Banyaknya rongga kecil pada roti membuktikan terjadinya gelembung CO  saat peragian.






0 komentar: